Sabtu, 07 Februari 2015

Bahasa Daerah

 Lunturnya Bahasa Daerah di Indonesia

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dengan bahasa kita dapat mengetahui informasi yang kita butuhkan. Selain itu kita dapat menyampaikan ide dan gagasan kita melalui bahasa. Bahasa muncul dan berkembang karena interaksi antar individu dalam suatu masyarakat. Interaksi ini dapat bersifat verbal atau komunikasi langsung/lisan dan non verbal atau komunikasi dalam bentuk tulisan ataupun simbol-simbol.

Indonesia merupakan negara majemuk yang kaya dengan suku, ras, agama, dan bahasa. Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia  dan tersebar di berbagai kepulauan di Indonesia. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki bahasa daerah yang beraneka ragam yang membedakan satu daerah dengan daerah lainnya. Contohnya seperti pada daerah Sumatera Barat ada bahasa batak, daerah Sumatera Selatan ada bahasa palembang, daerah Jawa ada bahasa jawa dan masih banyak lagi bahasa daerah yang ada di Indonesia yang masing-masing menjadi ciri khas di setiap daerah tersebut. Bahasa daerah termasuk dalam budaya Indonesia karena seperti yang kita ketahui, masyarakat yang masih mementingkan budaya bangsa menggunakan bahasa daerah ini untuk dijadikan suatu adat atau warisan turun temurun dari para orang tua.

Pada era globalisasi ini mendorong perkembangan bahasa secara cepat. Banyak bahasa yang datang dari luar terutama bahasa Inggris yang turut mempengaruhi perkembangan bahasa di Indonesia. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar bangsa. Dengan ditetapkannya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, maka orang akan cenderung memilih untuk menguasai bahasa Inggris agar mereka tidak kalah dalam persaingan di dunia internasional sehingga tidak buta akan informasi dunia.

Perkembangan bahasa Inggris di Indonesia telah menyelimuti bahasa dinegeri kita ini.  Bahasa permersatu kita yaitu bahasa Indonesia dapat dibilang masih “kacau” dalam masyarakat. Terlebih lagi bahasa daerah yang merupakan bahasa tradisonal yang telah menjadi warisan dan ciri khas disetiap daerah di indonesia. Masyarakat Indonesia khususnya generasi muda jarang atau bahkan tidak mengenal atau tidak tahu sama sekali bahasa daerah mereka masing-masing. Anak-anak muda cenderung untuk lebih tertarik dengan hal yang sedang marak-maraknya atau senang mengikuti perkembangan zaman. Seperti yang kita ketahui anak-anak muda zaman sekarang lebih suka belajar bahasa inggris bahkan mereka belajar bahasa korea, jepang, jerman dan lain-lain. Mereka lebih senang dan menikmati belajar bahasa asing ketimbang belajar bahasa di negeri mereka sendiri. Keadaan ini sungguh menyedihkan. Kondisi masyarakat Indonesia khususnya generasi penerus bangsa tidak dapat melestarikan budaya bangsa yaitu bahasa daerah mereka sendiri. Hal ini jika dibiarkan saja dapat mengakibatkan bahasa daerah akan semakin pudar atau bahkan hilang seiring perkembangan zaman.

Dulu bahasa daerah banyak digunakan dalam pertunjukan kesenian-kesenian daerah, upacara-upacara adat, serta dalam pembicaraan sehari-hari di daerah-daerah tertentu. Cerita-cerita rakyat atau cerita pada masa lampau mengenai kehidupan masyarakat daerah dituangkan dalam bentuk kesenian daerah (contohnya seperti wayang) dengan melalui bahasa-bahasa daerah yang telah ada dari para leluhur. Dalam upacara adat pun, bahasa daerah tetap digunakan, seperti pada perayaan atau upacara pernikahan dalam adat suatu daerah. Misalnya upacara pernikahan dalam adat jawa menggunakan bahasa jawa. Tidak hanya bahasa jawa yang dipakai dalam perayaan adat, masih banyak bahasa daerah yang terdapat di Indonesia contohnya seperti bahasa batak, bali, sunda, madura, minangkabau, bugis, aceh, sasak dan masih banyak lagi. Bahasa daerah ini telah hidup dan menyatu dengan masyarakat yang hidup di daerah pedalaman atau kota-kota kecil dan mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti berkomunikasi satu sama lain. Namun beda hal nya dengan masyarakat yang tinggal dikota-kota besar.

Sebagai salah satu contohnya perkembangan pada kota-kota besar ini yaitu seperti pada ibukota negara Indonesia yakni Jakarta telah mengalami kemajuan yang pesat khususnya pada perkembangan bahasanya. Oleh karena pesat kemajuan di daerah Jakarta baik dalam bidang atau hubungan ekonomi, sosial, dan budaya maka kebudayaan dan kesenian daerah Jakarta sudah jarang kita temui terlebih lagi bahasa daerah Jakarta yaitu bahasa Betawi. Bahasa betawi sudah jarang sekali diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di daerah Jakarta. Mayoritas penduduk Jakarta menggunakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional dan yang menggunakan bahasa betawi hanya penduduk Jakarta yang asli dan tinggal di kota-kota kecil yang ada di Jakarta.

Dengan semakin berkembangnya zaman, kondisi kebudayaan Indonesia semakin terpuruk dan tersingkirkan oleh budaya asing yang datang dari luar. Kita terlalu muda terpengaruhi dan tidak kritis dalam memilih budaya-budaya yang berkembang di negara kita ini khusus nya dalam hal bahasa. Kita suka “gengsi” jika dibilang tidak mengikuti perkembangan zaman, tidak keren/gaul dan sebagainya. Kebanyakan para remaja atau generasi muda lebih memilih untuk belajar bahasa asing dari pada bahasa daerahnya sendiri. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya mereka lebih memilih belajar bahasa asing seperti bahasa korea, jepang, jerman dan lain-lain. Kebanyakan para remaja hanya mempelajari sesuatu hanya untuk atau agar terlihat keren. Mereka tidak peduli akan susahnya belajar bahasa asing tersebut, seperti goresan-goresan yang ada pada bahasa korea atau jepang.

Para generasi muda atau remaja suka memandang bahasa daerah sebagai suatu hal yang kuno, “deso” dan tidak penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Padahal seharusnya para generasi muda atau kita inilah yang sudah seharusnya mempelajari bahasa daerah yang ada di negri kita ini,karena kitalah penerus bangsa yang dapat melestarikan bahasa daerah tersebut. Kita diharapkan mau mempelajari dan senang dengan budaya khususnya bahasa kita sendiri. Kita juga diharapkan dapat menyebarkan dan memperluas penggunaan bahasa daerah, dan menggunakan bahasa daerah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya agar bahasa daerah tidak pudar dan tidak tertutupi oleh bahasa asing yang datang dari luar.

Selain peran para remaja, pada saat ini kelestarian, perkembangan, dan pertumbuhan bahasa daerah sangat tergantung juga dari komitmen para leluhur atau pengguna bahasa tersebut untuk setia  dalam mempergunakan bahasanya dalam pergaulan kehidupan sehari-hari. Jika orang tua atau para leluhur di suatu daerah masih berjumlah banyak, dan mereka pun menurunkan bahasa daerah yang dikuasainya kepada anak-anak dan generasi remaja, maka kelestarian bahasa yang bersangkutan akan lebih terjamin dalam jangka panjang. Sebaliknya, jika mereka semakin berkurang dan tidak ada upaya regenerasi kepada generasi muda, maka sangat besar kemungkinan secara perlahan-lahan bahasa daerah akan musnah.


Adanya bahasa asing terutama bahasa Inggris memang penting dalam kehidupan kita. Terlebih lagi karena bahasa Inggris merupakan bahasa pemersatu dalam dunia Internasional. Namun kita juga tidak boleh melupakan bahasa daerah kita sendiri. Kita tidak boleh mempelajari sesuatu hanya karena gengsi atau agar dianggap keren dan mengikuti perkembangan zaman. Kita seharusnya malu dan prihatin terhadap keadaan bahasa daerah di Indonesia ini. Bahasa daerah yang justru menjadi ciri khas malah dilupakan dan diabaikan. Bila kesenian, budaya dan bahasa di negeri kita ini tidak diperdulikan lalu apa yang harus kita banggakan dan yang menjadi pembeda negara kita dengan negara yang lain? Indonesia ialah negara yang dikenal kaya akan kebudayaannya. Banyaknya dan berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Maka jangan hilangkan identitas diri kita sebagai masyarakat yang tinggal di salah satu daerah di Indonesia dimana itu adalah tempat asal atau tempat lahir kita.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar